Jumat, 08 September 2017

Cara Efektif Untuk Membantu Kamu Berhenti Merokok

Bagi perokok, menyingkirkan kebiasaan merokok mungkin tampak tidak mungkin. Jika Anda merasa bahwa semua usaha tidak berhasil, mungkin operasi plastik bisa membantu.

Bukan operasi plastik yang bisa berhenti merokok, tapi persiapan operasi.

Seperti diketahui, pasien yang akan menjalani operasi plastik harus berhenti merokok 2 minggu sebelum beraksi. Merokok dapat menyebabkan komplikasi berbahaya selama operasi. Sebenarnya, banyak ahli bedah menolak untuk beroperasi pada perokok pasien.

Dalam sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan, orang yang diminta berhenti merokok 2 minggu sebelum operasi cenderung menjauh dari rokok, bahkan selamanya.

Tidak realistis jika meminta pecandu rokok untuk menjalani operasi plastik, namun yang digarisbawahi dari hasil penelitian ini adalah berhenti merokok jika mereka memahami risiko kesehatan.

Sampai 70 persen responden dalam penelitian ini setuju bahwa berbicara dengan dokter dan diberitahu tentang bahaya merokok karena hasil operasi akan membuat mereka tahu untuk berhenti. Sampai 40 persen juga menyatakan bahwa mereka tidak merokok lagi sampai 5 tahun setelah operasi dan 25 persen tidak merokok lebih banyak.

"Secara khusus membahas bahwa rokok pada pasien selama hasil operasi sangat mempengaruhi mereka untuk berhenti," kata Aaron C.Van Slyke yang dikutip oleh Yahoo Beauty.

Secara umum, merokok akan menyebabkan pembuluh darah berkontraksi sehingga oksigen tidak bisa berikatan dengan sel darah. Hal ini menyebabkan jumlah oksigen dalam aliran darah berkurang dan luka bedah sembuh lebih banyak.

Kondisi ini tidak hanya membuat hasil operasi plastik tidak seperti yang diharapkan namun juga menimbulkan efek samping yang berbahaya seperti nekrosis atau kematian sel dan jaringan.

Perokok juga cenderung mengalami reaksi negatif saat diberi anestesi dan kemungkinan ada infeksi. Bahaya rokok tidak termasuk risiko organ tubuh dan jantung.

Minggu, 20 Agustus 2017

Makanan Pedas Bisa Akibatkan Tuli Sesaat

Penggemar makanan pedas mungkin telah pergi terlalu jauh untuk menambahkan cabai atau saus sambal ke makanan mereka. Selain merasakan sensasi terbakar di mulut dan keringat banjir, gejala tuli juga bisa dialami.

Hal ini sebagai rasa kuliner oleh vektor "Awesome Eats" Ben Sumadiwiria, sambil menikmati mie terpanas di Indonesia. Setelah makan beberapa mie dengan 100 cabai rawit, ia mengaku mulutnya melepuh dan pendengarannya lenyap sejenak.

"Saya tidak bisa mendengar apapun, 'Bung,'" katanya dalam sebuah video viral tahun lalu.

Dilansir dari Zeenews, Selasa (15/8/2017), para ahli juga menemukan alasan di balik kemungkinan tuli sejenak karena makan cabai terlalu banyak.

Mereka mengatakan hal ini terjadi ketika terjadi perubahan di kanal antara tenggorokan dan telinga, yang dikenal sebagai tabung Eustachius. Kanal bekerja untuk membantu menyamakan tekanan di telinga bagian dalam.

"Ketika hidung mulai menghasilkan banyak lendir karena efek makanan pedas, produksi lendir bisa menghalangi kanal Eustachius," jelas Michael Goldrich dari Johnson University Hospital di Amerika Serikat.

Efek dari blokade tersebut akan membuat orang merasa fungsi pendengaran mereka semakin berkurang. Ini adalah fenomena yang juga terjadi pada orang yang menderita flu berat, kata Goldrich.

"Makan makanan yang mengandung capsaicin yang tinggi bahkan bisa menyebabkan lecet di tenggorokan atau mulut," kata Paul Bosland, dari New Mexico State University untuk sehatituaku.com Live Science.